Ulos Khas Silahisabungan Dipamerkan pada Peragaan Busana di Belgia
- Rabu, 9 Okt 2019 - 15:05 WIB
- dibaca 211 kali
BELGIA, BENTENGTAPANULI.com – Fesyen berbahan ulos semakin terkenal hingga ke penjuru dunia. Salah satunya, karya ibu-ibu penenun ulos khas Silahisabungan, Kabupaten Dairi, baru-baru ini ditampilkan dalam peragaan busana Eco Fashion Indonesia di Antoon Van Dijk Brasserie, sebuah mal terbesar di Kota Antwerp, Belgia, Eropa Barat.
Kain ulos, yang dibuat dengan tangan menggunakan bahan dan pewarna dari alam Kecamatan Silahisabungan ini dipamerkan dalam bentuk produk fesyen modern rancangan desainer Merdi Sihombing.
BACA: Pakaian Berbahan Ulos Karya Alma Naibaho Ditampilkan di Korea Selatan
Peragaan busana tersebut bertajuk Silahi ini dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Belgia Yuri Octavian Thamrin. Tabuhan genderang khas Silahisabungan mengiringi para peragawati berjalan lenggak-lenggok dan berpose di depan para pengunjung mal.
Sembari melihat keunikan warna dan motif ulos Silahisabungan, para pengunjung mal Antoon Van Dijk Brasserie juga ditawari Kopi Sidikalang oleh Tim Dekranasda Kabupaten Dairi.
“Silahi adalah koleksi yang terlahir dari program pengembangan komunitas perempuan di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi. Proyek kolaborasi antara desainer Merdi Sihombing dan Eco Fashion Indonesia dengan Dekranasda Kabupaten Dairi, yang didukung PT Inalum,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dairi Rahmatsyah Munthe, Minggu (6/10/2019).
BACA: Antre di Pelabuhan Ajibata Tak Lagi Membosankan, Ada Suguhan Tortor dari Naposo Bulung
Katanya, motif koleksi Silahi terinspirasi langsung dari kain warisan budaya marga Silalahi di Kecamatan Silahisabungan. Rahmatsyah mengatakan, momen itu adalah upaya pihaknya mempromosikan ulos Silahisabungan guna peningkatan perekonomian daerah.
“Membawa hasil tenun ulos ramah lingkungan dari Dairi ke Belgia, bagi kami ibarat mengetuk pintu. Kami ingin memperkenalkan potensi yang kita miliki dengan harapan desainer Belgia dan seluruh daratan Eropa tertarik memakai tenunan Dairi,” tuturnya.
Program pengembangan ulos Silahisabungan juga adalah gerakan pemberdayaan perempuan, yaitu kaum ibu-ibu penenun ulos Silahisabungan.
“Mengingat bahwa mereka (ibu-ibu penenun ulos) juga punya kapasitas untuk berperan dalam memberikan manfaat ekonomi, baik bagi keluarga, maupun sosial,” kata Rahmatsyah.
Dia yakin bahwa koleksi Silahi yang ditampilkan di Belgia berpotensi mendunia, sebab diproses menggunakan bahan dan pewarna alam ramah lingkungan, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan di Kecamatan Silahisabungan, serta dibuat dengan tangan.
BACA: LAT Gelar Workshop Makna Pemberian dan Pemakaian Ulos Bagi Orang Batak Toba
Rahmatsyah menambahkan, produk fesyen ulos Silahisabungan yang ditampilkan tersebut rencananya akan diterapkan sebagai seragam pegawai negeri yang dikenakan sekali seminggu.