LOBUTUA, BENTENGTAPANULI– “Maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” (Matius 2:12), inilah tema natal yang dikeluarkan KWI dan PGI untuk natal 2022. Tema natal ini, sangat menarik untuk direfleksikan khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kebetulan Natal Oikumene Pemkab Tapteng tahun 2022 diadakan di Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi. Lobutua sendiri yang berdekatan dengan Barus, dalam catatan para sejarawan Kristen dianggap sebagai daerah penting masuknya Kekristenan ke Nusantara pada abad ketujuh.
oleh Disman Sihombing
Wakil Ketua BP Pemilu DPC PDI Perjuangan Tapanuli Tengah (Lobu Tua,15/12/2022).
Di Lobutua diyakini ada sebuah Gereja Nestorian yang terkubur. Ini menjadi sebuah rangkaian kisah, bahwa Lobutua (Barus) sesungguhnya sudah lama menjadi bagian penyebaran Kekristenan.
Pada masa kepemimpinan Bupati Bonaran Situmeang, daerah Barus pernah diwacanakan menjadi tempat wisata rohani, untuk menegaskan kembali bahwa Barus adalah kota yang sangat penting di masa lalu.
Untuk mengembangkan gagasan ini, Bonaran sendiri mencoba membangun kontruksi sejarah keterkaitan kemenyan yang dibawa tiga Majus dari Timur sebagai persembahan untuk bayi Yesus.
Baca: Tak Kuat Menanjak di Jalinsum Barus-Manduamas, Mobil L300 Ateret, Lalu Terbakar
Baca: Pembentukan Provinsi Tapanuli adalah Gerakan Pembebasan dari Primordialisme
Kemenyan adalah tanaman endemik di pedalaman Tapanuli. Karena Barus adalah daerah perdagangan di masa lalu, maka bisa jadi kemenyan dari Tapanuli itulah yang dibawa sebagai persembahan untuk bayi Yesus.
Apakah mungkin salah satu raja pembawa persembahan itu dari Barus? Hehee… ini mungkin pertanyaan para pecinta ilmu cocoklogi.
Tema natal, “maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”, ada dalam konteks perjalanan 3 raja dari timur (Majus) yang hendak menemui mesias yang sudah lahir. Tiga raja ini dalam perjalanan mencari mesias bertemu dengan Herodes sang penguasa lalim yang tak mau kehilangan kekuasaan. Mendengar kelahiran raja baru, dia ketakutan.
Namun bukan Herodes, kalau tidak memiliki siasat buruk. Herodes di hadapan 3 raja dari timur yg mengabarkan berita kelahiran raja baru, memikirkan rencana jahat. Dengan mulut manis penuh pikiran busuk dia berkata: “Kalau kalian sudah menemukan raja baru itu, beritahu kepadaku supaya aku ikut menyembahnya.”
Bujukan Herodes ini merupakan siasat maut.
Ini bagian ilmu bunglon dari Herodes. Dia menyamar sebagai bagian dari Majus, padahal seluruh tindakannya selama ini berpihak pada kelompoknya saja.
Rakyat sering sekali terbuai dengan kata-kata manis, juga pidato berapi-api Herodes. Terkadang untuk memperdaya rakyat polos, dia sering mengutip isi kitab suci satu kelompok rakyat untuk menunjukkan dia mencintai kelompok itu dan jadi bagian dari kelompok itu.
Baca: Presiden Jokowi ke Humbahas Tinjau Kawasan Lumbung Pangan
Baca: Cerita Bill Situmorang Ketika Gempa Mengguncang Tanah Tapanuli
Padahal, keseluruhan kebijakannya tidak berpihak pada kelompok tersebut. Bahkan, pejabat-pejabat di istana yang bukan dari kelompok Herodes, dibuang jauh-jauh.
Kata-kata Herodes adalah sebuah jebakan.
Herodes yang berusaha mati-matian dengan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya, termasuk memeras semua pegawainya tidak mau kehilangan kekuasaannya. Karena ketakutan mendengar raja baru sedang lahir, ia berencana membunuh bayi raja baru itu. Soal membunuh, Herodes sudah biasa melakukannya.
Satu hal tidak dipahami Herodes, bahwa Yehuda Baru akan segera terwujud. Karena itulah, melalui malaikat kaum Majus diingatkan untuk tidak kembali ke Herodes, mereka harus pulang ke negerinya melalui jalan lain.
Kembali ke Herodes, berarti, kembali ke masa penuh penderitaan. Masa dimana kekuasaan dipertontonkan dengan sangat angkuh, arogan dan penuh kebengisan.
Juga masa dimana korupsi merajalela dan intimidasi menjadi strategi licik membungkam lawan politik. Rakyat dibuat mainan, pejabat istana diperas habis-habisan.
Istana Herodes sangat megah, sementara rumah para pegawainya sangat memprihatinkan. Bahkan sejak Herodes memerintah, para pegawai yg sebelumnya pulang kerja membawa cuan, kini sebaliknya pulang membawa tagihan.
Kecemasan dan ketakutan Herodes mendengar kelahiran raja baru makin hari membesar. Demi mempertahankan kekuasaan, segala cara ditempuhnya, mungkin juga semua dukun sudah didatanginya. Karena kaum Majus tak kembali kepadanya ia membunuh semua bayi di Betlehem, sebuah tindakan amat kejam demi kekuasaan.
‘Kita’ adalah salah seorang Majus yang membawa kemenyan ke raja baru itu. Kita adalah orang yang gembira dan penuh sukacita menantikan kedatangan raja baru, untuk Yehuda Baru.
Baca: Anak Mantan Wali Kota dan Anak Mantan Bupati Bertarung di Pilkada Tapsel
Baca: Desa Hutatinggi di Samosir Raih Desa Wisata Terbaik
Kita harus kembali ke negeri kita ‘Tapteng’ dengan jalan baru. Jangan kembali lagi ke Herodes, Sang penguasa korup penuh intimidasi.
Selamat merayakan natal, selamat kembali ke Yehuda Baru. Pulanglah melalui jalan lain.