Haru dan Linangan Air Mata Bahagia pada Pernikahan Fandi Sitanggang-Dame Siringoringo
- Kamis, 12 Jul 2018 - 18:32 WIB
- dibaca 1.292 kali
SIMALUNGUN, BENTENGTAPANULI.com – Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini, bukan karna kuat dan hebatku. Semua karena cinta, semua karena cinta… Tak mampu diriku dapat berdiri tegar, terima kasih cinta.
Demikian sepenggal lagu yang dipopulerkan Joy Tobing yang dinyanyikan pada pernikahan Fandi Barita Sitanggang dengan Dame boru Siringoringo, Kamis (12/7/2018).
Suasana pada pernikahan yang berlangsung di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kongsi Laita, Kabupaten Simalungun itu benar-benar sangat mengharukan. Banyak yang meneteskan air mata bahagia, saat dua insan mengikat janji suci di hadapan Tuhan untuk setia sehidup semati.
Memang, sebuah pernikahan adalah hal yang lumrah dan tak begitu sering diwarnai banjir air mata bahagia. Tapi, ini adalah pernikahan yang sangat berbeda dari biasanya. Terlihat jelas di pernikahan ini bahwa cinta tak memandang apapun, baik fisik, status sosial, harta dan segala hal-hal duniawi.
Pasangan yang menikah itu adalah Fandi Barita Sitanggang, seorang pria penyandang disabilitas, dengan wanita yang telah dipacarinya selama 15 bulan, Dame boru Siringoringo.
Pernikahan ini sungguh menghebohkan warga Kelurahan Sondi Raya, Kecamatan Pematang Raya, Kabupaten Simalungun.
Suasana pernikahan pria berusia 26 tahun dan wanita berusia 22 tahun itu berlangsung cukup haru. Pernikahan itu pun menuai pujian warga. Cinta Dame boru Siringoringo kepada Fandi tidak memandang apapun. Meski Fandi tak memiliki tangan dan kaki sejak lahir, wanita berparas cantik itu tetap setia.
Dari rumah Fandi di Kelurahan Sondi Raya, kedua mempelai berangkat mengendarai sepedamotor roda tiga menuju GKPS Kongsi Laita, untuk mengikat janji suci. Fandi mengendarai sepedamotor itu diikuti iring-iringan warga.
Selama acara pernikahan, suasana bahagia tampak di raut wajah Fandi dan Dame. Apalagi ketika keduanya menyanyikan lagu “Karena Cinta” yang dipopulerkan Joy Tobing. Seiring lagu, air mata pun jatuh. Dame meneteskan air mata, begitu juga tamu yang hadir saat itu.
Ditemui usai pemberkatan di gereja, Fandi mengungkapkan bahwa ini merupakan hari paling bersejarah dalam hidupnya. Pria yang memiliki usaha warung internet ini tak menyangka Tuhan memberikan seorang pasangan untuknya hingga hari tua.
“Saya sangat senang sekali. Semoga kami berlanjut hingga tua dan berpisah karena maut. Saya sangat senang sekali. Puji Tuhan,” ujar Fandi.
Fandi mengisahkan, pertemuan keduanya bermula ketika Dame yang berasal dari Kecamatan Haranggaol kuliah di Universitas Efarina dan kos di dekat rumahnya.
“Terimakasih kepada istriku yang sabar selalu. Saya harap semoga semuanya selalu baik-baik saja,” ucapnya.
Dame pun merasakan hal yang sama. Dame merasa bahagia setelah menikah dengan Fandi.