Isu Perang Dagang Bikin Para Menteri Rapat Mendadak

Share this:
Sejumlah menteri saat menggelar rapat mendadak di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

JAKARTA, BENTENGTAPANULI.com – Sejumlah Menteri Kabinet Kerja menggelar rapat dadakan pada Minggu (8/7/2018). Mereka berkumpul di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak pukul 15.00 WIB.

Rapat koordinasi yang dipimpin langsung Menko Perekonomian Darmin Nasution ini membahas langkah strategi dan kebijakan dalam menghadapi dampak perang dagang (trade war) dan kenaikan tingkat bunga Amerika Serikat (AS).

Menteri-Menteri mulai berdatangan sejak pukul 14.54 WIB. Tampak hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Kelautan dan Perikanan berhalangan hadir dan diwakilkan.

Enggartiasto yang tiba di lokasi dan sempat berbincang dengan wartawan menolak isu perang dagang disebut mendesak dan darurat hingga membuat para menteri harus rapat di hari Minggu. “Enggak (tidak mendesak) kan tujuh hari kerja,” kata dia, Minggu (8/7/2018).

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara Generalized Sisytem of Preference (GPS) dari pemerintah AS, yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.

Enggartiasto mengatakan bahwa Amerika melakukan ancaman tersebut karena ada defisit dalam hubungan perdagangan AS-Indonesia. Padahal, ada kesalahan penghitungan dari pihak Amerika.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Enggartiasto mengaku telah mengirim surat kepada pihak AS. Ia mengaku telah melakukan pendekatan dengan pemerintah AS. Bahkan duta besar Indonesia untuk AS pun turun tangan melakukan pendekatan.

“Dubes kita di Amerika juga menyampaikan pendekatan dan saya sendiri melakukan komunikasi dengan Amerika untuk meyakinkan. Sebab pada dasarnya kita tidak setuju dengan perang dagang, semua pihak akan dirugikan, kita lebih senang dengan kolaborasi,” ujarnya.

Kendati demikian, jika Amerika Serikat tetap menekan bea masuk dari Indonesia, Enggartiasto menyatakan siap melawannya.

“Tetapi kalau kita dapat tekanan, maka hal itu bisa kita lakukan. Sama halnya dengan Amerika dan China, tapi itu akan berdampak di seluruh dunia.” tutur dia.

Share this: