Hari Raya Sipaha Sada: Mengucap Syukur dan Mohon Pengampunan

Share this:
Ibadah yang digelar oleh penganut ugamo (agama) Malim.

MEDAN, BENTENGTAPANULI.com – Sesuai dengan penanggalan penganut ugamo (agama) Malim, agama tradisi masyarakat Batak, Jumat (8/3/2019), mereka merayakan hari raya Sipaha Sada.

Sipaha Sada secara umum sering disebut hari pertama tahun yang baru. Namun, Sipaha Sada tidak sekadar perayaan buka tahun, tapi juga dirayakan sebagai hari kelahiran Tuhan Simarimbulubosi, salah satu tokoh suci dalam ajaran ugamo Malim.

BACA: AKBP Agus Waluyo SIK: Saya Salut Sikap Toleransi Suku Batak

“Ya, artia (hari pertama, red) Sipaha Sada,” kata Togi M Sirait, salah seorang warga Parmalim, Kamis (7/3/2019).

Setelah itu, pada Sabtu (9/3/2019) akan digelar Ulaon Pangkaroanon Ari Hatutubuni Tuhan Simarimbulubosi di rumah Togi M Sirait di Jalan Seksama Gang Rela No 15, Medan.

Dia menjelaskan, menandai datangnya Sipaha Sada, sehari sebelumnya penganut Parmalim menggelar ibadah puasa penuh selama 1 hari 1 malam. Tidak boleh makan dan minum.

Ibadah puasa itu juga ditandai dengan ritual mangan napaet, yaitu makan makanan yang pahit. Ritual itu dilakukan di awal dan akhir ibadah puasa.

“Mangan napaet ini merupakan simbol penghapusan dosa sekaligus untuk mengenang penderitaan Raja Nasiak Bagi, salah satu tokoh suci lainnya yang dipercaya warga Parmalim,” ujarnya.

BACA: Nama Kabupaten Tobasa akan Diganti, Ini Nama Barunya…

Berbeda dengan perayaan Sipaha Lima yang biasa digelar warga Parmalim di halaman dan dipusatkan di Desa Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Balige, maka Sipaha Sada dirayakan di dalam Bale Pasogit (rumah ibadah mereka).

Acaranya dirangkai dengan berdoa bersama, mengucap syukur dan mohon pengampunan kepada Mulajadi Nabolon (Sang Pencipta).

Share this: