Mahasiswa Asal Tobasa Ciptakan Oven ‘Reinkarnasi Andaliman’

Share this:
Tiga mahasiswa asal Tobasa, yakni Elysabeth Luisa Pakpahan, Fenny C Damanik dan Ibrani Sinaga, yang berhasil menciptakan mesin atau oven yang disebut Oven Reinkarnasi Andaliman (ORAn).

TOBASA, BENTENGTAPANULI.com – Masyarakat Batak, khususnya Toba Samosir (Tobasa) patut berbangga pada tiga mahasiswa ini, yakni Elysabeth Luisa Pakpahan, Fenny C Damanik dan Ibrani Sinaga.

Tiga mahasiswa asal Tobasa yang merupakan anggota Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Teknologi (PKM-T) Unimed) ini berhasil menciptakan mesin atau oven yang disebut Oven Reinkarnasi Andaliman (ORAn) yang berfungsi untuk menggiling dan mengeringkan andaliman dengan memertahankan aromanya yang khas.

Elysabeth Luisa Pakpahan sebagai Ketua Tim PKM-T Unimed menyebutkan, alat tersebut dirancang pasca gagasan kreasi produktif mahasiswa PKM-T Unimed dua pekan lalu, yang didanai bantuan Dirjen Belmawa Kemenristekdikti tahun anggaran 2018.

“Alat atau oven ini gunanya untuk mengeringkan Andaliman sekaligus memertahankan aromanya sehingga mutunya sebagai produk rempah-rempah khas Batak untuk bumbu masakan atau bubuk serbaguna yang lezat, akan meningkat, baik untuk konsumsi lokal maupun sebagai komoditi ekspor,” ujar Elysabeth dan Ibrani Sinaga, Senin (10/7/2018).

Hal itu mereka sampaikan usai memerkenalkan alat ciptaan mereka sekaligus pelatihan penggunaan oven tersebut kepada kalangan mitra kerja di Desa Aeknatolu, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Tobasa, yang juga disaksikan warga setempat, baru-baru ini.

Tim kreatif itu memaparkan cara kerja alat sembari membagi buku panduan tentang profil dan spesifikasi alat atau oven tersebut.

Dan, salah satu mitra kerja di pelatihan itu adalah Marandus Sirait selaku pimpinan dan pengelola Taman Eden 100 di Lumbanjulu. Namun, Elysabeth dan Ibrani Sinaga enggan menyebutkan berapa biaya yang dihabiskan untuk menciptakan alat atau oven tersebut.

Mereka hanya memaparkan, kapasitas alat itu bisa mencapai 6 kilogram andaliman untuk sekali giling, dengan masa giling 5 jam untuk pengeringan.

“Dengan oven ini, hal terpenting hasilnya adalah aroma bubuk andaliman yang terjaga dan lebih khas. Selama ini, aroma andaliman itu banyak hilang karena terkena sinar matahari dalam proses tradisional selama ini,” ujar Manandus.

Masih kata Manandus, banyak aroma yang bisa dijaga selama lima jam dalam proses giling-kering pada alat buatan mahasiswa Unimed asal Tobasa ini. “Kita doakan mereka sukses dalam perlombaan kreasi mahasiswa di Yogya dalam waktu dekat ini,” ujar Marandus Sirait.

Marandus menambahkan pihaknya juga akan menyertakan produk Andaliman itu dalam pameran rempah-rempah nasional di Jakarta Convention Center (JCC) pada 19-21 Juli mendatang.

Diketahui, andaliman (Zanthoxylumacanthopodium) adalah produk rempah-rempah berupa buah kecil atau biji-bijian yang ukurannya lebih besar dari biji lada, tapi dengan bulatan fisik yang gerutul.

Andaliman terkenal sebagai bahan bumbu masakan khas Batak, misalnya pada ikan mas arsik, lele arsik, ayam padar (manuk napinadar), mie gomak (mie balap khas Batak) dan sebagainya.

Share this: