Sudah 5.800 Ekor Babi Mati Akibat Virus Hog Cholera, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Share this:
Ilustrasi ternak babi.

MEDAN, BENTENGTAPANULI.com – Virus hog cholera (kolera) menjadi momok yang sangat menakutkan bagi peternak babi di Sumatera Utara. kini, ternak babi yang mati akibat virus tersebut sudah mencapai 5.800 ekor. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, pemerintah melakukan pengetatan distribusi ternak antar daerah.

“Data terakhir jumlah yang mati 5.800 ekor,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap, Senin (11/11/2019) tanpa merinci di daerah mana terjadi pertambahan kematian babi tersebut.

BACA: Dinas Lingkungan Hidup Sumut Akui 91% Air Danau Toba Tercemar

Dia mengatakan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut bersama pemangku kepentingan lainnya tengah merumuskan rencana pendirian posko di setiap kecamatan di daerah-daerah yang terkena wabah. “Setiap kecamatan dibangun posko yang akan mengawasi lalu lintas babi antar daerah,” ujarnya.

Dikatakan bahwa selama ini distribusi babi untuk konsumsi masyarakat memang terjadi antar daerah. Peternak juga banyak memasok babi dari luar daerah. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan penyebaran virus kolera babi akan meluas.

“Kami sudah mengimbau peternak di daerah untuk memperhatikan kesehatan babi sebelum dijual. Pemerintah juga sudah memberikan disinfektan kepada peternak yang babinya belum terjangkit virus. Harapannya, (virus) tidak menyebar lagi,” ungkapnya.

Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat untuk proses penguburan terkait ratusan bangkai babi yang mengapung di sungai-sungai. “Nanti kita dibantu pusat untuk penguburan bangkai-bangkai babi itu,” jelasnya.

BACA: Protes atas Pencemaran Danau Toba, Bule Asal Jerman Ikut Demo di DPRD Sumut

Petugas juga akan dikerahkan untuk menyisir sungai-sungai yang terdeteksi sebagai tempat pembuangan bangkai babi oleh masyarakat. Bangkai-bangkai itu akan dikumpulkan untuk dikuburkan.

Share this: