Segini Anggaran Untuk 4 Destinasi Superprioritas, Danau Toba Paling Besar

Share this:
Danau Toba

JAKARTA, BENTENGTAPANULI.com – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp6,4 triliun untuk menyelesaikan pengembangan infrastruktur empat destinasi pariwisata super-prioritas, yakni Danau Toba, Mandalika, Borobudur dan Labuan Bajo.Dari total anggaran tersebut, Danau Toba mendapat anggaran paling besar, yakni Rp2,2 triliun.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah Thaib usai rapat di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (24/7/2019) mengatakan bahwa Danau Toba mendapat anggaran paling besar karena wilayahnya paling luas.

BACA: Wow, Selama Libur Lebaran, Diperkirakan Rp62 Miliar Beredar di Kawasan Danau Toba

Pada rapat tersebut, juga didiskusikan penyelesaian infrastruktur dan pengembangan destinasi. Dikatakan, meski dana Rp6,4 triliun berasal dari Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020, Hiramsyah memastikan pekerjaannya tidak menunggu tahun depan. “Sesuai arahan presiden, yang kami bisa jalankan ya langsung kerjakan sekarang,” ujarnya.

Hiramsyah juga menyebutkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kawasan destinasi super prioritas itu naik di atas 40 persen sejalan dengan geliat Kemenpar dalam membangun sektor pariwisata di kawasan ini.

“Rata-rata kenaikan PAD sebesar 40 persen di tiap daerah. Di Danau Toba 70 persen, bahkan Pulau Samosir secara keseluruhan mengalami kenaikan PAD hingga 81 persen per tahun. Itu membuktikan kita semua berada di arah yang tepat untuk membuat percepatan pariwisata,” ungkap Hiramsyah.

Dengan kenaikan tersebut, Hiramsyah menganggap pengembangan 10 Bali Baru memiliki impact yang tinggi terhadap gerak ekonomi di daerah. Upaya pemerintah dalam mendorong 10 Bali Baru dilakukan dengan menciptakan suatu regulasi dan iklim usaha yang tepat.

BACA: Kementerian PUPR Genjot Pembangunan Infrastruktur 12 ‘Bali Baru’ Termasuk Danau Toba

Hal ini menurutnya bertujuan untuk mendorong iklim pariwisata yang kondusif, dan berstandar dunia. “Tantangan besarnya adalah koordinasi dan komunikasi, dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata dan 10 Bali Baru itu sudah merupakan cara cerdas, tapi yang paling penting adalah komitmen di semua level,” ujarnya.

Share this: